Kamis, 21 Oktober 2010

Bejana pada masa jomon

Sebuah bejana dari masa Jomon Pertengahan (3000-2000 SM).

Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia purba setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada masa Paleolitik Bawah. Setelah beberapa zaman es yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat (dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinan Kyushu di selatan), sehingga memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang dari wilayah yang kini merupakan Tiongkok dan Korea. Zaman Paleolitik Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang pertama di dunia, sekitar tahun 30.000 SM.

Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat, kebudayaan Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul (hunter-gatherer) semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan pembuatan kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku Ainu masa kini.

Dimulainya periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadiran teknologi-teknologi baru seperti pertanian beras, pengairan dan permbuatan besi dan perunggu, yang dibawa serta migran-migran dari Korea, Tiongkok dan bagian-bagian lain di Asia.

Periode tersebut dilanjutkan periode Kofun pada sekitar tahun 250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri militer yang kuat. Pada tahun 538, kedatangan agama Buddha menandai berawalnya Zaman Klasik.

Definisi Perencanaan & Perencanaan Pembelajaran

Kata perencanaan sudah tidak asing lagi untuk kita dengar, banyak para ahli yang berlomba-lomba untuk mengemukakan tentang definisi perencanaan itu sendiri. Perencanaan meliputi berbagai aspek dikehidupan manusia, sebut saja salah satunya pada bidang perekonomian, social dan budaya , politik dan untuk pendidikan sendiri tidak luput dari sebuah perencanaan.

Agar pendidikan dapat terwujud sesuai cita-cita kita maka diperlukan sebuah rencana. Berikut definisi perencanaan itu sendiri menurut beberapa ahli yang kami temukan melalui reflensi buku-buku yang ada.

Buku perencanaan dan desein system pembelajaran karangan Dr. Wina Sanjaya M,pd menyebutkan :

1. Ely (1979)

Menyebutkan bahwa perencanaan itu pada dasarnya suatu proses dan cara berfikir yang dapat membantu menciptakan sesuatu yang diharapkan

2. Caufnan (1972)

Mengatakan bahwa perencanan merupakan proses untuk menetapkan “kea rah mana harus pergi” dan “bagaimana caranya untuk sampai ketempat itu” dengan cara yang paling efektif dan efesien.

3. Teryy (1993)

Mengungkapkan bahwa prencanaan itu pada dasarnya adalah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

4. Teryy

Juga mengungkapkan perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mncapai tujuan.

5. Selain itu Terry juga menjelaskan perencanaan merupakan hasil proses berfikir yang mendalam hasil dari proses pengkajian dan mungkin penyeleksian dan berbagai alternative yang dianggap lebih memiliki nilai aktifitas dan efesiensi. Perencanan merupakan awal dari semua proses suatu pelaksanaan kegiatan yang brsifat rasional.

6. Cunningham

Menjelaskan bahwa perencanaan merupakan penyeleksi dan penghubung fakta, imajinasi dan asumsi untuk asa yang akan datang dengan tujuan mengvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan , urutan yang diperlukan dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian

Dalam buku perencanaan pembelajaran karangan Dr,Hamzah B. Uno M,pd menerangkan ;

1. Arthur W. Steller

Berpendapat Perencanaan merupakan hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana (what should be) yang berkaitan dengan kebutuhan, tujuan, prioritas, program dan alokasi sumber.

2. Stephen P. Robbins

Menjelaskan perencanaan merupakan pengantisipasi dan penyeimbang dalam perubahan.

Pengantar teori perencanaan pendidikan karangan Dr. Endang Soenarya menjelaskan pendapat-pendapat para ahli seperti ;

1. Ozbekhan (1969)

Mengemukakan bahwa perencanaan merupakan suatu sistim terbuka yang merupakan bagian dari ekosistem yang berada dari sekelilingnya.

2. Cunningham (1982)

Menjelaskan bahwa prencanaan merupakan pangka tolak rujukan dinamik bagi semua semua fungsi menejem dimana proses manejemen dilakukan

3. Knezevich (1984)

Menjelaskan jika perencanaan merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

4. Gurlich (1937)

Memandang perencanaan sebagai proses mencapai tujuan.

5. Foyol (1949)

Menegaskan bahwa perencaan merupakan tndakan untuk masa depan.

6. Geroff (1985)

Memandang fungsi fungsi perencanaan sebagai aktifitas untuk menentukan stategi dan cara utuk mencapai tujuan organisasi.

7. Daun, Stephens dan Kelly (1973)

Mengemukakan bahwa perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan untuk tujuan dan kegiatan masa depan.

8. Stoner (1982)

Sebuah pakar menejement mengemukakan bahwa prencanaan adalah proses yang digumakan mencapai tujuan dan arah bagaimana mencapai tujuan.

9. Hicks (1972)

Memandang perencanaan sebagai proses untk menyiapkan tujuan organisasi.

10. Siagian (1983)

Berpndapat bahwa perencanaan adaah proses pengambilan keputusan yng akan dilakukan dimsa yang akan datang.

11. Koonz, dannel, dan Welhich (1986)

Menambahkan unsur rasionalitas kedalam perencanaan untuk mencapai tujuan.

12. Kost dan rosenzweig (1970)

Memandang bahwa perencanaan merupakan kerangka untuk mengintegrasikan roses pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan.

13. Johnsan, Kast, dan rosenzweig (1973)

Perencanaan merupakan proses dimana system mengadaptasi dirinya dengan berbagai sumber kekuatan internal yang ada pada system itu sendiri.

Dalam buku pencanaan pembelajara karangan abul majid menjelaskan,

1. Perencanaan merupakan cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan berjalan dengan baik, disertai berbagai langkah untuk untk mengantisipatif guna memperkeci kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan dapat mencapai tujuan.

2. Kaufman

Mengatakan perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperukan dalam rangka mencapai tuuan abash dan bernilai yang mencakup beberapa elemen.

3. Nana sudjana (2000)

Mengatakan bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputisan tentang tindankan yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

4. Hadari Nawawi (1983)

Perencanaan berarti menyusun langkah-langkah penyelsaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tertentu.

5. Perencanaan merupakan proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, pebggunaan dan pendekatan metode pembelajaran dan penilaian daam suatu alokasi waktu yang dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan.

6. Prajudi atmusirjo

Menjelaskan bahwa perencanaan merupakan perhitungan dan penentuan yentang suatu yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu oleh siapa dan bagaimana.

7. Bintoro Tjokroaidjojo

Menjelaskan dalam arti seluas-luasnya jika perencanaan proses mempersiakan kegiatan-kegiatan secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.

8. M. Fakry (1987)

Perencanaan dapat diartika sebagai proses penyusunan berbagai keputsan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencpai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan itu pula dapat diberi arti suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa dpan sesuai yang diinginkan. Perencanaan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk memadukan abtara cita-cita nasional dan resources yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Selain itu masih ada beberapa ahli yang menyebutkan arti perencanaan diantaranya:

1. Herbert Simon (1996)

Perencanaan adalah sebuah proses pemecahan masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan.

2. Gordon Rowland (1993)

Perencanan bukan hanya membantu untuk mencipkan solusi tapi juga membantu untuk lebih memahami permasalahan itu sendiri,
jadi sebuah usulan lebih diutamakan dibanding informasi awal. Proses perencaan menggiring kita untuk berfikir kembali atau merangkai masalah kembali.

3. See Sabon (1987)

Perencanaan membantu kita melihat masalah dalam pemikiran yang baru, pandangan yang berbeda
dari yang lain, dan lebih baik dalam memahami masalah yang kompleks
menjadi lebih sederhana.

4. Cristoper Clark (1995) Baginya guru adalah perencana, jadi guru yang profesional, aktif siap untuk memberikan pembelajaran dan dengan cara penyampaian yang unik adalah guru yang punya perencanaan baik.

5. Prencanaan merupakan suatu proses pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

Setelah kita mengetahui definisi perencanaan ada baiknya untuk kita mengetahui arti perencanaan pembelajaran, mengingat bahwa pendidikan tidak akan berhasi tanpa adanya perencaan yang terarah. Berikut definisi perencanaan pembelajaran dari beberapa ahli seperti yang disebutkan pada buku desain pembelajaran karangan Munirah Legiyanti Yusuf :

1. Branch (2002)
Suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan reliable.

2. Ritchy
Ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.

3. Briggs (1978)

“ Perencanaan pembelajaran adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran, pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi, dan kegiatan evaluasi hasil belajar “.

4. Smith dan Ragan (1993)

Proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran.

5. Smith dan Ragan (1999)

Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas
pembelajaran, sumber informasi dan evaluasi.

6. Zook (2000)

Proses berfikir sistematis untuk membantu pelajar memahami (belajar)

Perencanaan Pembelajaran adalah proses membantu guru secara sistematik
dan menganalisis kebutuhan pelajar dan menyusun kemungkinan yang berhubungan dengan kebutuhan.

Dan dalam buku perenanaan pembelajaran karangan abdul majid menjelaskan pendapat tentang perencanaan pembelajaran dari ahli pendidikan diantaranya :

7. Nyoman Sudana Degeng (1993)

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang di inginkan

8. Uno Hamza (1998)

Dalam kegiatan rencana pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinterksi dengan segala sumber beajar untuk mencapai tujuan pembelaharan yang diinginkan.

9. Nyoman Sudana degeng (1989)

Perencanaan pengajaran memerlukan berbagai teori untuk memenuhi pembeajaran yang diharapkan.

10. Reigeuth (1983)

Perencanaan pengajaran merupakan suatu disiplin ilu yang menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif sedangkan rencana pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada teori pembelajaran preskriptif.

11. Banghart dan Abert Trull

Perencanaan pengajaran dapat dilihat dari 3 diminsi yaitu salah satunya karakteristik prencanaan pembelajaran. Mereka tidak memberikan batasan erencanaan pembelajaran secara eksklusif.

12. Jones atlal (1988)

Prencanaan pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik

13. Perencanaan pengajaran

Penyusunan program pengajaran sbagai proses disiplin ilmu pngetahuan, realitas, system dan teknologi pembelajaran yang bertujuan gar pelaksanaan pmbeajaran dapat berjalan dengan efktif dan efesien.

Selain itu masih ada beberapa ahli yang mencoba untuk mempaparkan arti dari perencanaan pembelajaran, diantaranya adalah :

1. Dr. Endang Sunarya

Perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses perumusan kebijakan dan instrumen sekaligus bentuk penentuan prioritas dalam upaya mencapai tujuan maupun fungsi pendidikan

2. Reigeluth, 1983

Perencanaan pembelajaran adalah pengembangan pembelajaran secara sistematik yang di sunakan secara khusus ats dasar teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajarn.

3. Johnson, 1970

Perencanaan pembelajaran adalah ide pengajaran yang di kembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu.‌

4. Merril.M.D

Perencanaan pembelajaran adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan implementasi, devaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit.‌

5. Harjanto(1997:5)

Perencanaan pembelajaran adalah sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memeperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut

6. I Nyoman Karta, 1979

Perencanaan pembelajaran adalah sebuah susunan dari sumber dan prosedur untuk mengeerakkan pembelajaran.

7. Mulyani sumantri, 1988:95

perencanaan pembelajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.

8. Y. dror (Don Adams, 1975)

perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan dimasa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara optimal.

9. Coombs, 1982

Perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pembelajaran dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta dan masyarakat

10. Guruge, 1972

Perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan adalah tugas dari perencanaan pembelajaran

11. albert Watrstor, 1975

Perencanaan pembelajaran adalah investasi pembelajaran yang dapat di jalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas perencanaan

12. Uno Hamzah:1932

Perencanaan pembelajaran adalah hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa"

13. Banghart dan albert Troll

Perencanaan pembelajaran adalah usaha pengambaran sifat aktivitas pembelajaran

14. I Nyoman Sudama Dedeng

Perencanaan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa

15. Genty (1994)

Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan umum tercapai .

16. Dick & Carey (2005)

Perencanaan pembelajaran adalah pendekatan sistem sebagai landasan pemikiran suatu disain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi

17. Reyser (2002)

Perencanaan pembelajaran adalah rangkaian prosedur sebagai suatu sistem untuk pengembangan program pendidikan dan pelatihan dengan konsisten, dan teruji

18. Ritchy
Ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok .

19. Baker (1971)

Perencanaan pembelajaran adalah semua materi pembelajaran dan metode yang akan diuji dalam praktik yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dalam keadaaan senyatanya.

Demikian uraian definisi-definisi yang kami dapatkan. Dan brikut reflerensi buku –buku yng kami jadikan sebagai penunjang.

Ø Uno, B Hamzah .2008.Perencanaan Pembelajaran.Jakarta. PT Bumi Aksara.

Ø Sunarya Endang.Edisi Pertama Teori Perencanaan Pendidikan.Yogyakarta.Adicipta Karya Nusa

Ø Suwarna,dkk.2005.Pengajaran Mikro Pendekatan Praktis Dalam Menyiapkan Pendidik Profesional.Yogyakarta.Tiara wacana

Ø Hamalik, Oemar.2004.Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta. PT Bumi Aksara

Ø Majid, Abdul. 2008.Perencanaan pembelajaran. Bandung.PT Remaja Rosdakarya

Ø Harijanto. 2008.Perencanaan Pengajaran.Jakarta.PT Rineka Cipta

Filsafat sejarah apa sebetulnya

Pengantar:

Filsafat Sejarah Apa Sebetulnya

1.1 Istilah Filsafat Sejarah dan Teori Sejarah

Bahan yang di bahas dalam buku ini kadang-kadang di sebut filsafat sejarah,kadang teori sejarah. Seyogyanya kita menyesuaikan diri pada logat ilmiah internasional, lalu melepaskan pemakaian istilah teori sejarah atau sejarah teoretis, karena pemakaian istilah ini dapat menimbulkan salah paham. Pada tahun 1931 pun istilah teori sejarah sudah diperkenalkan oleh Kuypers, dosen Filsafat di Universitas Utrecht, tetapi istilah ini baru umum diketahui oleh karya ahli sejarah di universitas di Amsterdam, Prof. J.M. Romein (1893-1962).ia membedakan sejarah teoritis atau teori sejarah dari filsafat sejarah, dengan memberi tempat pada teori sejarah antara filsafat sejarah dalam arti yang asli dan pengajian sejarah sendiri.

Tak seorang pun akan membantah kesahihan usaha Romein itu. Rupanya dalam pengkajian ilmi sejarah masa kini analisa telah menang atas sintesa. Tetapi dapat disangsikan, apakah cita-cita Romein juga sungguh dapat dilaksanakan. Andaikata teori sejarah seperti dibayangkan oleh Romein sungguh dapat dilaksanakan, maka seharusnya bidang teori sejarah dapat ditentukan garis perbatasannya dengan filsafat sejarah di satu pihak dan pengkajian sejarah di lain pihak. Masalah – masalah yang menurut pendapat beliau termasuk bidang teori sejarah, ternyata selalu merupakan masalah filsafat sejarah atau masalah pengkajian sejarah. Rupanya, tak ada suatu cabang ilmu yang dapat dinamakan teori sejarah atau sejarah teoritis. Maka dari itu, lebih baik kita melepaskan kedua konsep tersebut dan hanya mempertahankan istilah filsafat sejarah.

1.2 Ketiga Unsur Filsafat Sejarah

Filsafat sejarah terdiri atas tiga unsure yang memang saling berhubungan. Namun masing – masing berdasarkan permasalahannya sendiri.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh filsafat sejarah yang bersifat deskriptif: apa yang ditulis oleh berbagai ahli sejarah baik di masa yang silam maupun di masa kini. Bagian filsafat sejarah ini dinamakan sejarah penulisan sejarah atau singkatnya historiografi.

Kedua unsure lain yang mendasari filsafat sejarah, berasal dari kedua arti yang dapat diberikan kepada kata sejarah itu sendiri. Filsafat sejarah yang spekulatif berdasarkan arti pertama; seorang filsuf sejarah spekulatif memandang arus sejarah factual dalam keseluruhannya dan berusaha untuk menemukan suatu struktur dasar di dalam arus itu.

Filsafat sejarah yang kritis; berdasarkan arti kedua kata sejarah dan meneliti sebagai obyeknya. Hubungan antara filsafat sejarah kritis dan pengkajian sejarah sama seperti antara filsafat ilmu dan ilmu. Kedua-duanya meneliti secara filsafafati bagaimana proses pengumpulan pengetahuan terjadi dan bagaimana prose situ dapat dibenarkan, entah menurut arti umum entah menurut arti normal.

Dalam filsafat abad ke-20 kita jumpai suatu aliran yang terkenal sebagai filsafat analitis. Singkatnya istilah filsafat sejarah kritis jangan dikaitkan dengan aliran-aliran atau pendekatan-pendekatan filsafati, melainkan dengan suatu obyek tertentu dalam penelitian filsafati.

1.3 Apa yang Dapat Diharapkan dari Filsafat Sejarah?

Perlu dibedakan tiga tahap. Pertama-tama, tahap ilmu-ilmu pendukung. Ini dapat diandalkan seorang ahli sejarah, bila ia ingin menentukan dengan tepat apa yang terjadi pada masa silam.

Tahap kedua menyangkut penulisan sejarah sendiri. Di sini fakta disusun menurut suatu kerangka yang penuh arti; alhasil sebuah karangan atau buku. Tahap kedua langsung berkaitan dengan filsafat sejarah, khususnya filsafat sejarah kritis. Yang dipermasalhkan di sini ialah sejauh mana, kaidah-kaidah serta pedoman-pedoman yang disinggung di atas, dapat dibenarkan, sehingga si ahli sejarah mengolah fakta-fakta yang telah ditemukan untuk menggambarkan masa silam. Demikian juga dalam dunia peradilan dibedakan tiga tahap:

1. Tahap yang menetapkan seluk beluk factual yang meliputi suatu tindak pidana;

2. Tahap yang menerapkan sebuah kaidah peradilan yang lalu menghasilkan vonis tertentu;

3. Tahap yang mencari alassan mengapa kaidah peradilan itu dapat dibenarkan dan mengapa dapat diterapkan pada kasus tertentu ini.

Marilah kita meninjau dari lebih dekat sifat kaidah-kaidah yang dikembangkan dalam sebuah rekonstruksi mengenai masa silam. Kita mengandaikan, bahwa hasil penelitian sejarah biasanya dituangkan dalam bentuk uraian atau cerita tertulis, entah berupa buku entah berupa karangan dalam majalah.

1.4 Manfaat Filsafat Sejarah

Pertama-tama dapat dikatakan, bahwa pengetahuan mengenai filsafat sejarah mempertajam kepekaan kritis seorang peneliti sejarah. Filsafat sejarah ada gunanya bagi seorang peneliti sejarah. Dengan dilatarbelakangi filsafat sejarah seorang peneliti sejarah lebih mampu mengadakan suatu penilaian pribadi mengenai pengkajian sejarah pada suatu saat tertentu. Bahkan sekedar pengetahuan tentang filsafat sejarah mutlak perlu, agar dapat mengapresiasikan pengkajian sejarah masa kini dengan memuaskan.

Masih ada satu pertimbangan lain. Setiap ilmuwan yang sungguh menaruh minat pada ilmunya dan yang dapat mengandalkan pengetahuan secukupnya mengenai ilmunya, lambat laun mengembangkan beberapa intuisi mengenai sifat-sifat cabang cabang ilmunya dan pengetahuan yang dihasilkan. Setiap ahli sejarah yang dengan sungguh-sungguh menekuni profesinya, mau tidak mau menganut beberapa pendapat yang berakar pada filsafat sejarah.

Filsafat sejarah tidak mengajarkan bagaimana pengkajian sejarah harus dilakukan. Akan tetapi, filsafat sejarahdapat menawarkan pengertian mengenai untung ruginya berbagai pendekatan terhadap masa silam dan menjadikan kita waspada terhadap pendapat-pendapat keliru mengenai tugas dan tujuan pengkajian sejarah.