Jumat, 21 Juni 2013

ILSAFAT ILMU "KOMUNIKASI PEMIKIRAN KEILMUAN

Howard F. Fehr
KOMUNIKASI PEMIKIRAN KEILMUAN

DALAM KOMUNIKASI pemikiran keilmuan, matematika memainkan dua peranan, yakni sebagai Raja dan Pelayan Ilmu. Sebagai Raja, matematika merupakan bentuk logika paling tinggi yang pernah diciptakan oleh pemikiran manusia. Sebagai pelayan, matematika menyediakan bagi ilmu-ilmu yang lainnya , bukan saja sistem logikanya tetapi juga model matematika dari berbagai segi kegiatan keilmuan. Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah alat utama dalam komunikasi pemikiran keilmuan.
Beberapa sifat yang penting memungkinkan matematika memegang peranan sangat penting dalam proses kegiatan keilmuan. Sifat-sifat itu adalah sebagai berikut :
1.      Matematika berhubungan dengan pernyataan yang berupa dalil dan konsekuensinyadi mana pengujian kebenaran secara matematis akan dapat diterima oleh tiap orang yang rasional.
2.      Matematika tidak tergantung pada perubahan ruang dan waktu.
3.      Matematika bersifat eksak dalam semua yang dekerjakan meski dia menggunakan data yang tidak eksak (merupakan perkiraan)
4.      Matematika adalah logika deduktif.

Beberapa Peranan Matematika dalam Pemikiran Keilmuan
            Ilmu adalah usaha untuk menyusun lambang dan sistematika dari abstraksi yang dituangkan dari pengalaman. Dalam matematika dan fisika, hanya dengan menggunakan beberapa lambang saja, sejumlah besar pengetahuan dapat dikomunikasikan secara tepat dan sejumlah pengetahuan baru dapat diramalkan. Berdasarkan karakteristik dari bidang-bidang keilmuan maka dapat diterapkan struktur yang berbeda-beda.
            Sebagai pelayan, matematika kadang-kadang disebut sebagai matematika terapan. Dalam kaidah ini, matematika dapat meilih kaidah-kaidah yang dimilikinya dan mempergunakan kumpulan tersebut untuk membangun sebuah model dari gejala keilmuan yang sedang kita amati.
Sebagai raja, matematika adalah bentuk dari cara berpikir deduktif yang memperlakukan obyek pemikiran secara abstrak. Matematika merupakan bentuk komunikasi yang hampir mendekati kesempurnaan dari segenap bentuk komunikasi yang ada.

Unsur-Unsur Komunikasi Keilmuan
            Unsur-unsur yang terlibat dalam komunikasi keilmuan, seperti juga unsur dari kebanyakan bentuk komunikasi lainnya, adalah lambang (termasuk kata-kata dan tanda-tanda), definisi, pernyataan dan logika. Analisa singkatdari unsur-unsur ini menggambarkan kepada kita hakikat masing-masing unsur tersebut.pemikiran dan komunikasi pemikiran tersebut hanya dapat dilakukan lewat penggunaan lambang-lambang. Matematika adalah pemikiran. Untuk mengkomunikasikan pemikiran tersebut matematika telah mengembangkan suatu lambang yang rumit. Tidak semua lambang adalah kata-kata. Tidak semua tanda-tanda adalah lambang.
Menetapkan perbedaan antara sebuah tanda dan sebuah lambangadalah perlu dalam rangka membedakan antara kegiatan dan pemikiran. Tanda adalah bukti tentang adanya sesuatu. Sedangkan lambang (termasuk kata-kata) tidak memberikan bukti tentang adanya sesuatu tersebut. Sebuah lambang adalah nama dari sebuah konsep dalam hubungannya terhadap lambang-lambang lainnya yang memungkinkan adanya jalan pemikiran yang teratur.
Hal ini berarti bahwa nama(lambang) dari suatu obyek adalah sebuah kata atau sekumpulan kata yang dipakai dalam pernyataan untuk menggantikan obyek yang dimaksudkan. Nama dari sebuah obyek jadi akan berbeda dengan obyeknya. Namun adanya nama tersebut yang memungkinkan kita untuk menyusun berbagai hubungan logis dan membangunkan suatu teori komunikasi.
Karena kebanyakan dari lambang yang dipergunakan adalah berbentuk kata-kata, kiranya perlu untuk pertama-tama menyelidiki bagaimana caranya kata-kata ini memperoleh arti. Untuk suatu komunikasi yang tepat, arti dari sebuah “kata” haruslah bersifat unik dalam ruang lingkup tertentu. Para ilmuwan lalu membuat definisi agar sebuah kata dapat mempunyai arti tunggal yang dapat diterapkan dalam berbagai hal. Kiranya untuk sampai pada definisi yangdisetujui sebuah pihak ternyata bukanlah sesuatu yang mudah. Hal ini disebabkan karena sebuah kata sering mempunyai arti banyak. Dalam ilmu sebuah kata harus mempunyai arti yang unik. Demikian juga sebuah kata tidak boleh mempunyai arti yang samar.
Maka kita sampai pada sebuah kesimpulan yang penting bahwa : Dalam ilmu beberapa kata tidak dapat didefinisikan. Namun hal ini tidaklah berarti bahwa kata yang tidak didefinisikan itu tidak mempunyai arti sama sekali. Mereka tetap mempunyai arti namun hanya dalam cara bagaimana mereka itu dipergunakan. Jadi titik, garis, agregat, arus, dan sebagainya, dipergunakan dalam ilmu dengan penuh arti namun tanpa didefinisikan. Lambang-lambang lalu dapat didefinisikan berdasarkan lambang yang telah didefiniskan atau tidak. Karena kalimat yang mendefiniskan sebuah lambang yang baru selalu dapat dipakai sebagai pengganti lambang yang didefinisikannya itu maka jelas bahwa definisi bukanlah suatu keharusan melainkan hanya bersifat mempermudah.

Tujuan Komunikasi Keilmuan
            Sebelum kita mengkaji unsur-unsur lain dari komunikasi marilah kita lihat dahulu tujuan komunikasi tersebut. Terdapat berbagai tujuan dan bentuk bahasa komunikasi mulai dari bahasa estetik, bahasa sehari-hari, bahasa hukum, sampai bahasa keilmuan.
Di sini memperlihatkan aspek dari komunikasi, ada dua aspek dari komunikasi : yang satu estetik dan yang lain besifat mengemukakan kenyataan. Bahasa sebagaialat kenikmatan , untuk tujuan-tujuan estetik, berfungsi sebagai alat kegiatan dengan membawa pembaca untuk membangun gambaran yang dapat dinikmati oleh dirinya sendiri.
Dalam membaca untuk mendapatkan pengertian si penulis, terdapat tujuan intelektual dan bukan tujuan eksetik. Dalam komunikasi pemikiran keilmuan maka tujuan intelektual adalah satu-satunya tujuan yang diinginkan.
Secara umum komunikasi matematis disusun melalui kalimat yang mengemukakan sesuatu dan bukan oleh kata-kata yang berdiri sendiri. Jika kalimat-kalimat itu mempunyai sifat benar atau salah maka kalimat tersebut dinyatakan pernyataan. Ilmu mempunyai peranan untuk mengenal sebuah pernyataan dan menetapkan apakah pernyataan itu benar atau salah. Kedua istilah “pernyataan” dan “benar atau salah” dipakai dalampengertian yang sangat khusus. Pada umunya adalah sukar untuk menentukan apakah suatu pernyataan itu benar atau salah. Dalam agama dan etika terdapat penasiran yang berbeda mengenai apa yang di sebut benar atau salah. Di sini, secara umum, beberapa diktum dianggap sebagai suatu kebenaran mutlak, diktum yang selalubenar. Kontradiksi terhadappernyataan ini adalah mutlak salah dan selalu salah.
Dalam ilmu, benar daan salah merupakan nilai yang bersifat relatif. Pernyataan hanyalah kita terima atau kitatolak. Ilmu mempelajari hubungan pernyataan-pernyataan ini kapan dianggap benar, atau kapan dianggap salah, dan menentapkan secara deduktif apakah suatu hubungan adalah benar atau salah. Dalam pengertian inilah maka semua ilmu adalah relatif dan sifat kemutlakan tidak terdapat dalam ilmu. Benar hanyalah merupakan konsistensi yang logis; sedangkan salah adalah inkonsistensi yang logis.
Komunikasi keilmuan adalah komunikasi logis. Tiap teori keilmuan adalah suatu sistem kalimat yang dianggap benar dan biasa disebut hukum atau pernyataan. Dalam matematika pernyataan-pernyataan ini terpaut satu sama lain dalam keteraturan yang tertentu dengan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan dan disetujui bersama.

Pemakaian Logika Simbolis
Bahasa sehari-hari sering mempergunakan metode Logika. Bahasa lain mengandung variabel (seperti manusia, berat, dan kekayaan) dan istilah penunjuk jumlah (seperti beberapa, tiap, semua). Walaupun begitu, bahasa sehari-hari di susun secara berbeda bila dipergunakan sebagai bahasa keilmuan.
Uraian yang mendalam tentang kalkulus kalimat (bahasa dasar komunikasi dalam seluruh bidang matematika) adalah tak mungkin dilakukan dalam karangan yang singkat ini. Yang mungkin dilakukan hanyalah membahas beberapa dasar unsur komunikasi dengan berbagai contohnya. Konsep pertama adalah tentang pengingkaran : Dalam melakukan tes terhadap kebenaran suatu pernyataan, kita membutuhkan adanya kontradiksi. Kita mendapatkan hal ini lewat menggunakan kata bukan. Dalam bahasa sehari-hari maupun dalam bahasa keilmuan kita mengatakan bahwa “2 adalah bilangan positif”. Kontradiksi dalam bahasa sehari-hari diperoleh dengan mengatakan “2 bukan bilangan positif”. Bahasa keilmuan menuliskan kontradiksi ini sebagai berikut : “bukan 2 adalah bilangan bulat positif”. Alasan penggunaan ini akan tampak bila lambang-lambang logika dipergunakan. Dalam logika ilmu suatu pernyataan secara keseluruhannya dinyatakan dalam sebuah huruf, umpamanya kalimat “p”. Dalam penggunaan kata sehari-hari, suatu kontradiksi memerlukan suatu pernyataan baru yang dinyatakan dengan lambang baru pula. Namun dalam komunikasi keilmuan dipergunakan lambang ~ untuk menunjukkan kontradiksi atau pengingkaran. Sebuah pernyataan “~p” adalah kontradiksi dari pernyataan “p”. Pernyataan apapun juga yang disusun dalam ilmu, apakah hal itu benar atau salah dalam pengertian logis, dapat dinyatakan dengan “p” (atau “q” atau “” atau lambang apa saja yang memudahkan kita) dan pengingkaran atau hal itu adalah “~p”.
Konsep selanjutnya yang penting adalah penghubung atau produk logis. Hal ini disusun dengan jalan menghubungkan dua pernyataan dengan menggunakan kata “dan”. Tiap pernyataan adalah merupakan anggota atau faktor logis dari sebuah produk. Unsur yang penting dalam komunikasi adalah penetapan kapan suatu penghubung itu benar atau salah.
Unsur penting yang ketiga adalah disjungsi (disjunction). Ini merupakan gabungan dua pernyataan dengan mempergunakan kata “atau”. Tiap pernyataan merupakan anggota dari sebuah pergantian.
Konsep keempat, mungkin konsep yang paling asasi dalam komunikasi teori keilmuan adalah implikasi atau persyaratan. Dalam hal ini menggabungkan dua pernyataan dengan mempergunakan kata-kata “jika” dan “maka”. Kombinasi seperti ini dinamakan implikasi atau kalimat bersyarat. Pernyataan yang memakai “jika” disebut antisenden atau hipotesis dan pernyataan yang memakai “maka” disebut konsekuensi atau kesimpulan. Dalam ilmu hanya persyaratan material yang dipergunakan, artinya tak diperlukan adanya hubungan formal antara hipotesis dan kesimpulan.
Konsep yang terakhir adalah pernyataan ekivalen. Hal ini digambarkan dengan lambang                      dan menghubungkan dua pernyataan dengan ekspresi “jika dan hanya jika”. Jadi, suatu pernyataan ekivalen adalah benar “jika dan hanya jika” kedua pernyataan itu mempunyai nilai yang sama, artinya jika keduanya benar atau salah.
Sebagai penutup kiranya patut dikemukakan bahwa semua yang kita bicarakan di atas tentu saja tidak mencakup semua teori komunikasi. Namun kiranya contoh yang dikemukakan di atas dapat memberikan gambaran mengenai komunikasi pemikiran yang tepattanpa terlibatnya faktor-faktor emosional.

GAMBAR LAMBANG :
Contoh gambar di atas merupakan Contoh dari Lambang-lambang Ambigram yang di mana Lambang Ambigram ini dibalik 360 derajat Tulisan atau gambarnya bacanya sama.

Tidak ada komentar: